Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2024

Seminar Bulan Bahasa: Perempuan dan Kearifan Lokal dalam Cerpen Indonesia

Gambar
  Perempuan, Cerita, dan Kearifan Lokal dalam Cerpen Indonesia Pada hari Kamis, 24 Oktober 2024, Program Studi S-2 Universitas PGRI Semarang mengadakan seminar dan diskusi terbuka untuk masyarakat umum di Warmindo Mayoritas. Acara ini diadakan untuk memperingati Bulan Bahasa dengan tema “Perempuan, Cerita, dan Kearifan Lokal dalam Cerpen Indonesia.” Seminar ini menghadirkan Prof. Dr. Harjito, M.Hum. dan Fitriyani, S.Pd. sebagai narasumber, dengan Dr. Ika Septiana, M.Pd. sebagai moderator. Acara dibuka dengan sambutan dari Prof. Dr. Harjito, M.Hum., yang diikuti dengan pembacaan puisi “Nyanyian Angsa” karya W.S. Rendra oleh Arya Shendy Pratama, anggota UKM Teater Gema. Setelah itu, Dr. Setia Naka Andrian, M.Pd. membacakan puisi berjudul “Halaman Belakang.” Dalam sesi penyampaian materi, Prof. Dr. Harjito, M.Hum. menyampaikan tentang bagaimana seorang perempuan merespon atau bernegosiasi dalam menyiasati kejadian-kejadian antara dirinya dengan mitranya terutama laki-laki. Perempuan ...

Pathol Sarang Kesenian Khas Kabupaten Rembang, Haruskah Dilestarikan?

Gambar
Kabupaten Rembang memiliki berbagai tradisi yang unik, salah satunya adalah kesenian tradisional Pathol yang berasal dari wilayah pesisir pantai. Pathol Sarang, merupakan seni gulat tradisional khas Rembang. Awalnya, kesenian ini dipopulerkan oleh nelayan di kecamatan Sarang. Olahraga ini mengandalkan kekuatan otot dan para pemain dilarang memukul, menendang, atau menyikut.  Pathol Sarang biasanya dilakukan pada peringatan-peringatan khusus, seperti Hari Kemerdekaan 17 Agustus dan peringatan sedekah desa atau di daerah pesisir disebut Sedekah Laut. Pathol adalah bagian dari warisan budaya tak benda yang mencerminkan identitas masyarakat Rembang, khususnya di daerah Sarang. Melestarikan permainan ini berarti menjaga warisan leluhur yang telah ada selama ratusan tahun dan merupakan bagian penting dari tradisi lokal. Setiap warisan budaya, termasuk permainan tradisional seperti pathol, berperan dalam memperkaya keanekaragaman budaya nasional. Bupati Rembang H.Abdul Hafidz, mengapresia...

Rindu yang Tak Terucap dalam Puisi 'Janganlah Jauh' Karya W.S. Rendra

Gambar
 Janganlah Jauh (W.S. Rendra)  Janganlah jauh bagai bulan hanya bisa dipandang. Jadilah angin membelai rambutku. Dan kita nanti akan selalu berjamahan.  W.S. Rendra adalah salah satu sastrawan Indonesia yang karyanya selalu menggugah emosi dan pikiran pembacanya termasuk saya sendiri. Salah satu puisi yang mengena di hati adalah 'Janganlah jauh'. Meskipun bahasanya sekilas terlihat sederhana, puisi ini menyimpan makna yang mendalam tentang rindu yang mendalam dan keinginan untuk tetap dekat dengan seseorang yang kita cintai.  Menurut saya disini beliau secara simbolis mencoba melukis dengan tulis perasaannya yang ingin tetap dekat dan bersama dengan orang yang dicintainya.  Makna kerinduan yang Mendalam: 1. Bulan yang hanya bisa dipandang Bulan dalam puisi ini mungkin melambangkan jarak secara fisik atau emosional beliau dengan seseorang yang dicintainya. Bulan yang hanya bisa dipandang secara jauh menggambarkan tentang perasaan seseorang yang berjarak ataupun t...